Pihak HTI menganggap bahwa pilkada serentak tak akan banyak memberikan perubahan bagi rakyat Indonesia atau dalam istilah HTI disebut sebagai pepesan kosong.
“Pilkada serentak hanya memberikan pepesan kosong. Hasil Pilkada Serentak pada akhirnya tak beda dari Pilkada sebelumnya” sebagaimana dimuat dalam situs resmi hizbut-tahrir.or.id, jum’at(6/12/2015).
HTI beralasan bahwa sistem demokrasi adalah bukan sistem Islam, sehingga umat Islam yang ikut berpartisipasi dalam sistem demokrasi bisa dikategorikan sebagai perbuatan maksiat.
Seperti biasanya, HTI selalu mengembalikan bahwa solusi pengganti pilkada ada sistem Khilafah. Dalam Khilafah pemimpin daerah bukan dipilih oleh warga namun ditunjuk langsung oleh Khalifah atau Imam.
Sumber: islamedi
Pihak
HTI menganggap bahwa pilkada serentak tak akan banyak memberikan
perubahan bagi rakyat Indonesia atau dalam istilah HTI disebut sebagai
pepesan kosong.
“Pilkada serentak hanya memberikan pepesan kosong. Hasil Pilkada Serentak pada akhirnya tak beda dari Pilkada sebelumnya” sebagaimana dimuat dalam situs resmi hizbut-tahrir.or.id, jum’at(6/12/2015).
HTI beralasan bahwa sistem demokrasi adalah bukan sistem Islam,
sehingga umat Islam yang ikut berpartisipasi dalam sistem demokrasi
bisa dikategorikan sebagai perbuatan maksiat.
Seperti biasanya, HTI selalu mengembalikan bahwa solusi pengganti pilkada ada sistem Khilafah. Dalam Khilafah pemimpin daerah bukan dipilih oleh warga namun ditunjuk langsung oleh Khalifah atau Imam.
Sumber: islamedia - See more at: http://www.suaranews.com/2015/12/awas-aliran-hizbut-tahrir-indonesia.html#sthash.tv28DSka.dpuf
“Pilkada serentak hanya memberikan pepesan kosong. Hasil Pilkada Serentak pada akhirnya tak beda dari Pilkada sebelumnya” sebagaimana dimuat dalam situs resmi hizbut-tahrir.or.id, jum’at(6/12/2015).
Seperti biasanya, HTI selalu mengembalikan bahwa solusi pengganti pilkada ada sistem Khilafah. Dalam Khilafah pemimpin daerah bukan dipilih oleh warga namun ditunjuk langsung oleh Khalifah atau Imam.
Post a Comment