Habarborneo.com. Jakartra - Unggahan video di akun Facebook Arifin Ilham, yang menunjukkan dia tengah menceramahi tiga istrinya, menjadi viral dan mendapat respons yang cenderung positif, sangat berbeda dengan saat penceramah lain, Abdullah Gymnastiar memutuskan akan berpoligami pada 2006 lalu. Apa yang berubah?
Video tersebut menjadi viral dan ditonton sampai 169.000 kali, mendapat 900 lebih komentar, dan mendapat 7.900 reaksi beragam.
Dalam keterangan video, Arifin Ilham menulis, "Bersama 3 bidadari, putri Aceh, putri Yaman dan putri Sunda, janda 37 th dg 2 anak saat Liqo Tarbiyyah."
Di antara video-video lain yang diunggah dalam akun Facebook penceramah televisi tersebut, yang rata-rata ditonton 10.000-60.000 kali, video Arifin Ilham dengan tiga istrinya terhitung paling populer.
Video yang sama juga diunggah di dua akun Instagram istri pertama dan istri kedua Arifin Ilham.
Komentar-komentar yang muncul di video tersebut pun cukup beragam, banyak yang positif tapi juga ada beberapa yang bernada menyindir.
Akun Facebook Goestie Randa misalnya, menyampaikan apresiasi atas langkah Arifin Ilham tersebut. "Inilah contoh poligami yang diizinkan Allah SWT, dimana sebagai imam bisa membimbing para istrinya...bagi saya gk masalah mau 2, 3, 4, yg penting sesuai syariat dan ayat Allah SWT."
Komentator lain, akun Jufriansyah al Banjari mendoakan Arifin Ilham, sambil menyatakan bahwa tiga istrinya adalah "wanita sholehah dan pilihan".
Namun beberapa pengguna Facebook lain terlihat mempertanyakan keputusan poligami Arifin Ilham.
Reaksi poligami Aa Gym
Meski ada juga sentimen negatif terhadap poligami yang dilakukan oleh Arifin Ilham, namun reaksi yang didapatnya cenderung positif jika dibandingkan dengan saat penceramah lain, Abdullah Gymnastiar atau Aa' Gym memutuskan untuk berpoligami apda 2006 lalu.
Saat itu, bisnis pengajian dan pesantren Daarut Tauhid yang dimiliki Aa Gym diboikot massal sampai-sampai harus mengurangi hampir separuh karyawannya. Dan Aa' Gym sendiri sampai tak lagi tampil di televisi.
Tapi kini, dengan terbuka soal tiga istrinya di media sosial, Arifin Ilham tampaknya cukup percaya diri bahwa brand-nya sebagai penceramah tidak akan terlukai secara finansial seperti halnya Aa' Gym dulu.
Benarkah ada penerimaan yang lebih luas terhadap poligami jika dibandingkan dengan 2006 lalu?
Perempuan Indonesia tak setuju poligami
Nina Nurmilla, Komisioner Komnas Perempuan yang menulis disertasi S3-nya soal poligami di Indonesia mengatakan, tidak.
"Kesannya memang (poligami) Arifin Ilham ini diterima, tapi tidak, tetap posisi orang Indonesia ada di tengah-tengah. Kalaupun itu viral, pasti itu dibahas dengan pro-kontranya. Sampai kapan pun itu tidak akan pernah selesai, tidak akan pernah habis, selalu saja ada yang setuju dan tidak setuju," kata Nina.
- Aplikasi biro jodoh syariah AyoPoligami yang menuai kontroversi
- Kongres ulama perempuan: "Poligami bukan tradisi Islam"
Nina yang juga menjadi pengajar di Universitas Sunan Gunung Djati, Bandung, memperkirakan masih ada sekitar 80% masyarakat Indonesia yang tidak setuju dengan poligami, meski begitu dia melihat adanya pasang-surut penguatan isu poligami di publik.
Dia mencontohkan penguatan isu terjadi pada 2003, saat pemilik restoran Wong Solo, Puspo Wardoyo mengadakan Poligami Award, tapi kemudian isu itu surut, dan baru mencuat lagi pada 2006 saat Aa' Gym akan berpoligami.
Namun dalam empat bulan terakhir, Nina mengakui, bahwa isu poligami sedang mengalami "periode puncak", termasuk lewat peluncuran aplikasi AyoPoligami dan kini, lewat unggahan video Arifin Ilham.
Tren ini, menurut Nina, tak lepas dari "menguatnya gerakan kanan" dan "penguatan simbol-simbol identitas keagamaan", dan poligami sebagai bagian dari salah satu identitas tersebut.
Media sosial, tambah Nina, memperkuat gaung dari para "buzzer poligami", tapi dia meminta agar gaung tersebut tidak dijadikan indikasi atas melemahnya kritik terhadap poligami.
- Pemberitaan media soal poligami dikritik
- Lelang keperawanan dan nikahsirri.com: 'Logika bengkok' Aris Wahyudi
Meski begitu, Eko Bambang Subiantoro dari Aliansi Laki-laki Baru mengecam apa yang dianggapnya sebagai kurangnya kritik dari pemberitaan media terhadap penggambaran poligami yang bisa menjadi penyeimbang.
Di muka umum seperti manis...30 menit kemudian...
"Jangan mentah-mentah dari Instagram saja, itu langsung muncul frame orang, 'Lihat tuh, kalau istrinya tiga bisa kayak dilingkari oleh bidadari, kalau istrinya tiga makannya enak', hari ini juga memposting lagi bagaimana menunjukkan, 'Kita akrab lho'. Saya nggak tahu seberapa akrab mereka. Tidak adakah tekanan bagi istri pertama?" kata Eko.
Nina juga menyatakan hal yang sama, bahwa dalam penelitiannya soal poligami, dia harus mewawancarai para istri yang terlibat dalam poligami, dan kenyataan, menurutnya, tidak seindah unggahan di media sosial
"Kan diidealisir, perempuan yang menerima Islam secara kaffah itu mencarikan suaminya istri baru. Dia mencarikan. Tadinya lumayan keluarga bahagia, istri baru itu temannya, seorang janda. Setelah (suami) menikah lagi, suaminya cenderung pada temannya. Wah, ini yang membuat dia tidak nyaman, merasa rumah tangganya hancur," ujar Nina.
"Bukan hanya satu keluarga saja. Di keluarga lain juga seperti itu. Di muka umum, seperti manis, dia bikin seragam supaya kelihatan akur dengan istri kedua, ketika diwawancara 30 menit juga masih showing positive image, 30 menit kemudian, baru deh, nangis semua, ada kecemburuan, ada kesakitan, keluar semua, katanya dipoligami itu sakitnya seperti dimasukkan ke tong berpaku tajam. Padahal di muka umum dia masih tampil dengan istri kedua pakai seragam, nice gitu. Tapi itu semua semu," kata Nina.
Post a Comment