SIKAP diam pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri dalam menghadapi ancaman terorisme kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengundang keprihatinan anggota DPR.
Anggota Komisi III DPR dari F-PKS Aboebakar Al Habsyi mengatakan, bahwa ancaman yang dilakukan mereka dalam melancarkan perang terbuka terhadap TNI, Polri dan masyarakat Papua merupakan bentuk teror yang nyata.
"Seharusnya Kepala Densus 88 dan Kepala BNPT menanggapi serius kelompok teroris yang dipimpin Puron Wenda dan Enden Wanimbo," ujar Aboebakar di Jakarta, Senin (25/5/2015), dirilis Pelita Online.
Hal ini, katanya, sikap Densus 88 bertolak belakang ketika menangkap dan memberantas teroris yang mengatasnamakan Islam. Hal ini patut dipertanyakan kenapa Densus 88 takut menghadapi teror yang terang benderang itu.
Akhirnya, beberapa kalangan membandingkan persoalan ini dengan penembakan yang dilakukan Densus terhadap Nurdin pada September tahun yang lalu.
"Sungguh aneh, jika ancaman terorisme itu muncul dari kelompok-kelompok akstremis berkedok agama. Densus 88 begitu sigap bertindak dan tak mengenal tempat," katanya.
Contohnya, tambah Aboe, Nurdin ditembak saat shalat Ashar karena dituding sebagai teroris. Namun, OPM yang sudah melancarkan ancaman teror yang secara terbuka malah takut.
"Kami berkesimpulan, jika Densus 88 memiliki standar ganda dalam mengkategorisasikan teroris," tandas politisi PKS ini.
Post a Comment