Pertamina diminta tidak buru-buru memasarkan Pertalite. Sebab kebijakan peluncuran produk bahan bakar minyak (BBM) baru itu masih dikritisi dalam berbagai aspek.
Apalagi DPR juga sudah meminta peluncuran tersebut ditunda dulu melalui rapat Komisi VII dengan Pertamina yang digelar pada 22 April lalu.
"Peluncuran pertalite berkesan akal-akalan bisnis Pertamina. Pertamina sengaja membuat produk baru yang tidak ditemukan di pasar global sehingga membuat tidak ada pembanding harga dan ini rawan merugikan konsumen," kata anggota Komisi VII, Iskan Qolba Lubis, beberapa saat lalu (Selasa, 5/5).
Selain itu, lanjut Iskan, Pertamina juga belum melakukan sosialisasi ke SPBU dan belum adanya infrastruktur untuk Pertalite. Mengingat hasil kesimpulan yang dibuat DPR bersama Pertamina salah satunya adalah keharusan Pertamina memastikan kelengkapan infrastruktur berupa ketersediaan tangki penampungan di stasiun pengisian bahan bakar umum.
"Jika dipaksakan tanpa infrastruktur yang memadai, bisa jadi akan menggantikan fasilitas yang digunakan untuk premium. Sehingga secara terselubung akan menghilangkan atau mengurangi Premium. Jika itu terjadi, hilanglah subsidi dan ini melanggar UU," katanya.
Politisi PKS itu juga mengatakan bahwa peluncuran pertalite dari sisi waktu belum tepat.
"Di saat daya beli masyarakat turun pemerintah memproduksi BBM lebih mahal. Akan membuat beban masyarakat makin berat," demikian Iskan. [rmol]
Post a Comment