ISTANBUL - Syuhada termuda dalam melawan kudeta militer Turki adalah seorang remaja bernama Halil Ibrahim Yildirim – 15 tahun, yang memiliki kisah hidup yang singkat tapi menyentuh hati.
Yildirim, yang lahir dalam keluarga sederhana di Istanbul. Selama ini dia bekerja di bengkel untuk membantu keluarganya. Demikian diturukan sang ayah, Bahattin Yildirim, kepada kantor berita Turki Anadolu Agency.
Halil Ibrahim berada di rumah bersama keluarganya pada Jumat malam tanggal 15 Juli, ketika upaya kudeta dimulai.
Ayahnya mengatakan anaknya bersikeras pergi ke luar untuk ikut serta memprotes kudeta.
Bahattin dan putranya memutuskan untuk turun ke jalan di Bayrampasa Istanbul setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan menyerukan panggilan untuk melakukan protes atas kudeta, dalam siaran langsung di saluran televisi CNN Turk melalui iPhonenya.
“Anak saya jatuh ke tanah ketika kami berjalan melawan komplotan kudeta. Pertama saya pikir dia tersandung dan jatuh. Saya mengatakan padanya untuk ‘bangun’. Tapi anak saya tidak bergerak,” kata Bahattin.
Bahattin mengatakan setelah menyentuh kepala Halil Ibrahim, tangannya basah dengan darah.
“Pada saat itu, saya menyadari bahwa ia ditembak. Saya tidak melihat dari mana peluru itu berasal,” tambahnya.
Bahattin membawa anaknya ke rumah sakit tapi anaknya meninggal karena luka-lukanya.
Salah satu saudara Halil Ibrahim Yildirim dari empat saudara kandungnya, Mustafa- 13 tahun – mengatakan ia mencintai saudaranya:
“Kami memiliki impian yang sama. Kami berencana bepergian ke negara-negara lain. Orang-orang yang melakukan ini [kudeta] membunuh kakak saya dan mencuri impian kami,” katanya.
“Kakak saya pergi ke luar untuk negara dan bangsanya. Dia berjuang melawan komplotan kudeta. Saya bangga dengan saudara saya,” Mustafa menambahkan.
Pemerintah Turki telah mengatakan kudeta dilakukan oleh pengikut Fetullah Gulen yang berbasis di AS, yang telah lama berencana menggulingkan negara melalui infiltrasi ke lembaga Turki, khususnya militer, polisi dan peradilan, untuk membentuk ‘negara paralel ‘.
Setidaknya 246 orang, termasuk anggota pasukan keamanan dan warga sipil, terbunuh selama kudeta yang gagal dan lebih 1.530 orang lainnya luka-luka ketika aksi protes melawan kudeta.
Pasca kudeta yang berhasil digagalkan oleh rakyat, Pemerintah Turki mengganti nama jembatan Bosphorus Istanbul dengan nama "Jembatan Syuhada 15 Juli" untuk mengenang dan menghormati keberanian para syuhada dalam membela negaranya.
Sumber: Anadolu Agency/MiddleEastUpdate
Post a Comment