Rute berikutnya dalam gowes yang kami lakukan bersama dengan pak haji Taufik iyalah menuju ke sungai lulut hingga sungai bakung dan ke lok baintan
Jalur gowes dengan silaturrahim ke penduduk sekitar yang kami lewati dan juga susur sungai menjadikan perjalanan semakin tak terasa walau sebenarnya lumayan pegal tempat duduk akhirnya
Kami singgah di tempat warga yang membudidaya itik petelor hingga masuk kedalam kandangnya untuk melihat dari dekat bagaimana cara membudidayanya
Percakapan dimulai dari berapa modal untuk bikin kandangnya, berapa lama bikin kandangnya, berapa luas standar kandang, berapa harga itiknya, berapa harga pakannya, berapa harga telurnya dan lain sebagainya.Hingga akhirnya perjalanan sepeda kami beristirahat di pasar terapung di lok baintan dan berkesempatan untuk mencicipi nasi sop dan soto banjar untuk mengganti energi yang sudah hilang akibat gowes..
Rupanya para acil penjual dagangan terutama makanan di pasar terapung tersebut banyak yang lihai dan pandai menyusun kata-kata menjadi sebuah pantun yang jenaka
Sehingga seisi pasar yang mendengarnya pun turut terbahak-bahak mendengar pantun yang diucapkan dan ditujukan kepada kami yang saat itu sedang menikmati makanan.
Berikut videonya:
Post a Comment