Home » , , , » Ahok Tak Ditangkap: Demo Terus Berlanjut, Ekonomi Semakin Terpuruk

Ahok Tak Ditangkap: Demo Terus Berlanjut, Ekonomi Semakin Terpuruk

Written By habarborneo | Saturday 26 November 2016


Hingga saat ini Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok belum juga ditahan. Padahal, sejumlah kalangan memperkirakan, jika mantan Bupati Belitung itu tidak ditangkap, aksi unjuk rasa (demo) akan berlanjut terus, tentu akan membuat ekonomi di negeri ini semakin terpuruk.

Selain itu, investor diperkirakan akan kabur, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bakal tembus Rp15.000. Pemerintahan Joko Widodo diminta segera menangkap Ahok agar krisis ekonomi bisa dicegah.

Perkiraan itu disampaikan Direktur Central Budgeting Analysis (CBA), Ucok Sky Khadafi, dan pengamat ekonomi Ismail Rahmat kepada Harian Terbit saat dihubungi di Jakarta, Jumat (25/11/2016).

Keduanya mengemukakan, jika proses hukum terhadap Ahok tidak cepat diselesaikan, dan Ahok bebas berkeliaran, maka rupiah akan cepat jatuh, dan ekonomi menuju krisis.

Menurut keduanya, demonstrasi yang akan terjadi pada 2/12 nantinya, akan menimbulkan guncangan ekonomi. Bahkan, berdampak pada menguatnya nilai dollar US terhadap rupiah.

"Dollar itu bisa tembus Rp15 ribu jika krisis politik, atau rush money tidak bisa ditanganin pemerintahan Jokowi," kata Direktur Central Budgeting Analysis (CBA), Ucok Sky Khadafi, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (25/11/2016).

Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta mengatakan, demostrasi masih membayangi fluktuasi mata uang rupiah di pasar valas domestik.

“Pelemahan rupiah bersamaan dengan pelemahan mata uang di kawasan Asia, merespon notulensi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang cenderung 'hawkish' terhadap kenaikan suku bunga AS," kata  pada Jumat pagi.

Sementara itu Ismail Rahmat berpendapat, pemerintahan jangan anggap  remeh terhadap kasus Ahok. Kasus Ahok bisa berdampak kemana-mana, politik, sosial, dan ekonomi. Maka, kalau Ahok tidak ditahan,  kita khawatir demo terus berlanjut, sehingga investor pada kabur, sementara yang mau masukke Indonesia berpikir dua kali.

“Ujung-ujungnya,  nilai rupiah ambruk, bisa tembus Rp15 ribu per dolar. Jadi kasus ini harus diselesaikan secara tepat dan memuaskan banyak pihak, sehingga aksi demo bisa dihentikan,” ujar Ismail.

Ada Tekanan

Sementara itu, Direktur Indonesian for Transparency and Akuntability (Infra), Agus Chaerudin, ‎menilai bahwa, dalam menyikapi proses hukum terhadap Ahok, pihak Kepolisian seakan mendapat tekanan dari pihak-pihak tertentu.

“Jika Bareskrim Polri dan Kapolri masih terkesan 'bermain' wacana retorika politik dengan tidak tegas melakukan 'Equality Above the Law' dan segera menahan Ahok, dipastikan gelombang demo ketiga (2/12) menjadi bola salju liar dan mengakibatkan gangguan stabilitas Ipoleksosbud Hankamnas,” kata Agus.

Pada kesempatan terpisah ekonom Indonesia, Ichsanuddin Noersy meminta pemerintah menjaga stabilitas nasional agar tidak berpengaruh buruk pada perekonomian dan semakin melorotnya nilai tukar rupiah. Dia memperkirakan kondisi rupiah akan terus melemah hingga pasar mempunyai keyakinan dari imbas unjuk rasa secara besar-besaran pada 2 Desember nanti.

“Rupiah akan terus melemah hingga pasar melihat perkembangan pasca demo Ahok nanti. Presiden Jokowi agar mengambil sikap negarawan. Bukan malah melakukan pembelaan terhadap Ahok yang berpotensi mengundang kekecewaan dan instabilitas nasional,” kata Noersy, Senin (21/11).

Keresahan

Sementara itu pakar ekonomi, Aviliani mengatakan demonstrasi yang menimbulkan keresahan jelas berdampak pada ekonomi negara. "Sehingga sesama aparat hukum dan pejabat negara jangan sampai berbeda statementnya sehingga tidak menimbulkan keresahan," ujar Aviliani saat dihubungi, Jumat (25/11/2016).

Dijelaskannya pemerintah juga seyogyanya juga jangan menganggap remeh masalah ini. "Mereka juga jangan dianggap remeh, tapi diberikan informasi yang berimbang, sebab dampak ekonomi nanti juga berimbas kepada semua pihak," ungkapnya.

Aviliani menambahkan pada intinya, jika yang menjadi tuntutan sudah terpenuhi dalam kerangka keadilan maka tidak akan keresahan.

"Jadi jangan ada friksi (pembatasan) dan perbedaan informasi satu pejabat dengan yang lain, lalu ikuti apa tuntutan, sehingga demonstrasi berjalan seperti biasa saja tak perlu ada keresahan yang berdampak pada ekonomi," pungkasnya.

Aksi demo terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok masih akan berlanjut pada 2 Desember 2016, dengan agenda menuntuk Ahok‎ segera ditahan.

Investor

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual mengemukakan, jika aksi demo terus terjadi, dan berpotensi menganggu krisis politik dan keamanan, maka akan memberikan pengaruh yang besar bagi pelaku pasar (investor) di Indonesia, baik domestik maupun asing.

Karena itu, aksi demo ini harus diredam dengan cepat oleh pemerintah. "Kalau berlarut-larut menuju ke krisis politik dan keamanan. Ini yang akan menjadi masalah, dan memberikan impact yang besar bagi investor," kata David di Jakarta, Senin (21/11).

Menurutnya, jika demo dengan aksi damai, itu tidak berpengaruh besar. Premi risikonya masih kecil, masih ada kekhawatiran, tapi sedikit. Sebaliknya, jika aksi demo berlangsung secara anarkis akan memberi pengaruh bagi iklim investasi di Indonesia. Untuk demo 2 Desember nanti, investor wait and see," pungkas David.

(Sammy/Safari/Danial)
sumber: http://nasional.harianterbit.com/nasional/2016/11/26/73431/25/25/Ahok-Tak-Ditangkap-Demo-Terus-Berlanjut-Ekonomi-Semakin-Terpuruk
Share this article :

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

 
Support : Creating Website | jejakqhaq | Mewartakan Peristiwa Di Sekitar Kita
Copyright © 05-2014. JEJAK QHAQ - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger