Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) 2015 menyatakan kekecewaannya setelah batal bertemu kembali dengan Presiden Joko Widodo pasca aksi mahasiswa 20 Mei 2015. Untuk mengungkapkan kekecewaan itu di sosial media Twitter tersebar ‘hastag’ atau ‘tanda pagar’ #JokowiBohong.
Menanggapi hal itu pengamat politik Muslim Arbi, mengecam sikap aktivis BEM 2015. Menurut Muslim, BEM 2015 yang menyuarakan ‘kebohongan Presiden Jokowi’ menandakan aktivis BEM 2015 tidak tahu kebiasaan mantan Wali Kota Solo yang suka berbohong.
“Aktivis mahasiswa terutama BEM 2015 itu harus tahu kebiasaan bohong Jokowi. Saya juga tidak habis pikir adik-adik BEM yang masih berharap dialog dengan Jokowi,” jelas Muslim kepada intelijen (25/05).
Kata Muslim, seharusnya BEM 2015 melakukan introspeksi terkait gerakan melawan rezim berkuasa. “Di saat IMM, HMI maupun lainnya menyuarakan penggulingan Jokowi, BEM justru ingin dialog, ini kan mengkhianati gerakan,” papar mantan aktivis ITB era 80-an ini.
Muslim pun berharap agar ke depan, BEM 2015 bisa melakukan sinergi dan konsolidasi dengan aktivis mahasiswa lainnya dalam ‘melawan’ Rezim Jokowi.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan pekan lalu berjanji di hadapan mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka bahwa Presiden Jokowi akan menemui mahasiswa di Istana Negara pada Senin (25/05).
Akan tetapi, agenda Presiden Jokowi hari ini tidak ada jadwal pertemuan dengan aktivis mahasiswa. Alhasil, hastag #JokowiBohong pun meramaikan dunia maya.
Terkait pembatalan itu, Mensesneg Pratikno, mewakili pihak Istana Kepresidenan memberi alasan pembatalan pertemuan Jokowi dengan mahasiswa. Pratikno mengatakan pertemuan dengan mahasiswa tidak mungkin dijadwalkan karena padatnya jadwal Presiden Jokowi. Apalagi, sebelumnya Jokowi telah mengundang sejumlah perwakilan BEM 2015 di Istana Kepresidenan.
Post a Comment