NEGERI KAUM POMPEII
KISAH pembinasaan kaum murtad lain yang sangat melegenda, adalah
pembinasaan kaum Pompeii dari muka bumi. Allah SWT mengazabnya dengan
lahar panas gunung Vesuvius hanya dalam waktu sekejap. Tidak ada
seorangpun yang selamat dari bencana letusan gunung yang tidak aktif
ratusan tahun itu. Demikian tiba-tiba azab yang datang itu, sehingga
tidak ada seorang pun yang menyadari.
Karena itu, penggalian situs Pompeii di dekat kota Napoli, Italia,
menghasilkan beragam fosil manusia dalam posisi bervariasi. Ada sebuah
keluarga yang sedang menyantap makanan, misalnya. Juga ditemukan fosil
berpasangan yang sedang melakukan hubungan badan. Ironisnya banyak fosil
berhubungan badan yang melanggar agama, seperti sesama jenis, sesama
anak-anak, anak remaja dan orang dewasa, bahkan juga fosil pesta seks
antara satu wanita dengan banyak pria atau sebaliknya, Wajah dari
kebanyakan jasad fosil manusia itu masih utuh, dengan ekspresi wajah
yang terlihat kaget dan kebingungan.
Penghilangan Pompeii dari muka bumi dengan bencana seperti ini,
bukanlah tanpa alasan. Catatan sejarah menunjukkan kota tersebut
merupakan sarang foya-foya dan perbuatan menyimpang, dari kaum Romawi
sebagai penjajah. Kota ini dikenal sebagai oase kemaksiatan, sehingga
tidak dapat membedakan antara rumah bordil dan rumah tinggal.
Satu-satunya pembeda, ditunjukkan oleh hiasan alat kelamin pria atau
sebuah payudara dalam ukuran asli yang tergantung di depan pintu rumah
bordil. Alat petunjuk itu juga untuk membedakan, tempat bordil tersebut
menyediakan pelacur wanita atau gigolo. Menurut tradisi yang berakar
dari kepercayaan Mithraic, organ seksual dan persetubuhan tidaklah
seharusnya disembunyikan. Sebaliknya dipertontonkan secara
terang-terangan.
Disini terdapat sisi yang paling tidak bisa dimengerti dari sebuah
bencana. Bagaimana mungkin ribuan orang yang menunggu dijemput sang
kematian itu berekspresi tanpa mereka sadari? Sisi yang nampak dari
peristiwa ini menunjukan, hilangnya Pompeii mirip dengan peristiwa
kehancuran sebagaimana yang disebutkan dalan QS. Yasin : 29 yang secara
jelas menyebutkan “pembinasaan yang tiba-tiba” seperti yang dihubungkan
dengan peristiwa ini. Sebagai contoh “warga kota” disebutkan dalam Surat
Yasin tersebut, bahwa kesemuanya mati secara mendadak dalam waktu yang
bersamaan. Sebuah nasib kaum yang mendapatkan azab sama dengan kaum Nabi
Luth, Kisah Sodom dan Gomorah.
PELAJARAN HIDUP
Meskpun demikian tidak banyak hal yang telah berubah sejak Pompeii
dihancurkan. Daerah Naples dimana pesta pora berlaku, tidak serusak
sebagaimana halnya daerah Pompeii yang tidak bermoral. Kepulauan Capri
adalah asal muasal kaum homoseksual dan kaum nudist bertempat tinggal.
Kepulauan Capri dilambangkan sebagai “surga kaum homo” dalam iklan
pariwisata. Tidak hanya di kepulauan Capri, juga di Negara Italia, dan
hampir di seluruh dunia yang mengalami kebobrokan moral tanpa
mempelajari pelajaran pahit yang sebuah akibat azab Allah.
Pada titik ini, Al Quran secara khusus menarik perhatian terhadap
kenyataan, bahwa sebagian besar dari masyarakat yang dihancurkan
tersebut memiliki tingkat peradaban tinggi. Di dalam Al Qur’an Surah Qaf
36 dijelaskan, bahwa sifat-sifat dari kaum yang dihancurkan sebagai
berikut: “Dan berapa banyakkah umat-umat yang telah Kami (Allah)
binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya
daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah
pernah menjajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari
(dari kebinasaan)?
Dalam ayat tersebut, dua sifat dari kaum yang telah dihancurkan
secara khusus ditekankan. Yang pertama adalah mereka merasa “lebih besar
kekuatannya”. Hal ini berarti masyarakat-masyarakat yang telah
dibinasakan tersebut telah berada dalam suatu tingkat kedisiplinan dan
sistem birokrasi militer yang tangguh, sehingga mereka mampu merenggut
kekuatan wilayah lainsecara paksa. Poin kedua, masyarakt-masyarakat yang
telah disebutkan mendirikan kota-kota besar yang dihiasai dengan
karya-karya arsitektur mereka.
Kondisi itu patut diperhatikan, bahwa dua macam sifat-sifat tersebut
mencerminkansebuah kaum yang memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi.
Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu telah mendirikan
negara-negara yang tersentralisir dan kota-kota besar. Ironisnya mereka
masih tetap mengingkari dan mengabaikan Allah, melupakan semua hal yang
mereka nikmati itu merupakan hasil ridho Allah. Namun, sebagaimana
dikatakan di dalam ayat, peradaban mereka yang telah berkembang tidak
bisa menyelamatkan masyarakat yang telah dihancurkan, karena peradaban
mereka berdiri diatas landasan pengingkaran terhadap Allah. Akhir dari
peradaban saat inipun tidak akan berbeda selama peradaban sekarang
berdasarkan kepada pengingkaran dan berperilaku jahat di dunia.
Sejumlah peristiwa penghancuran, beberapa diceritakan dalam Al
Qur’an, telah dibenarkan oleh berbagai penelitian arkeologis di jaman
modern. Temuan-temuan arkeolog yang secara jelas membuktikan,
peristiwa-peristiwa yang dikutip dalam Al-Qur’an benar-benar pernah
terjadi, menjelaskan perlunya sebagai “peringatan terlebih dahulu” yang
banyak digambarkan dalam kisah-kisah dalam Al-Qur’an. Allah berfirman di
dalam QS Yusuf 109-111, bahwa “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu
terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab)
yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk
dan rahmat bagi kaum yang beriman”.
HABIS
Sumber: https://primavardhana.wordpress.com/2015/01/30/negeri-negeri-yang-dihancurkan-allah/
Post a Comment