Home » , , » Negeri-Negeri yang Dilaknat Allah SWT (3-HABIS)

Negeri-Negeri yang Dilaknat Allah SWT (3-HABIS)

Written By habarborneo | Thursday, 4 August 2016

NEGERI KAUM POMPEII
 
KISAH pembinasaan kaum murtad lain yang sangat melegenda, adalah pembinasaan kaum Pompeii dari muka bumi. Allah SWT mengazabnya dengan lahar panas gunung Vesuvius hanya dalam waktu sekejap. Tidak ada seorangpun yang selamat dari bencana letusan gunung yang tidak aktif ratusan tahun itu. Demikian tiba-tiba azab yang datang itu, sehingga tidak ada seorang pun yang menyadari.

Karena itu, penggalian situs Pompeii di dekat kota Napoli, Italia, menghasilkan beragam fosil manusia dalam posisi bervariasi. Ada sebuah keluarga yang sedang menyantap makanan, misalnya. Juga ditemukan fosil berpasangan yang sedang melakukan hubungan badan. Ironisnya banyak fosil berhubungan badan yang melanggar agama, seperti sesama jenis, sesama anak-anak, anak remaja dan orang dewasa, bahkan juga fosil pesta seks antara satu wanita dengan banyak pria atau sebaliknya, Wajah dari kebanyakan jasad fosil manusia itu masih utuh, dengan ekspresi wajah yang terlihat kaget dan kebingungan.

Penghilangan Pompeii dari muka bumi dengan bencana seperti ini, bukanlah tanpa alasan. Catatan sejarah menunjukkan kota tersebut merupakan sarang foya-foya dan perbuatan menyimpang, dari kaum Romawi sebagai penjajah. Kota ini dikenal sebagai oase kemaksiatan, sehingga tidak dapat membedakan antara rumah bordil dan rumah tinggal. Satu-satunya pembeda, ditunjukkan oleh hiasan alat kelamin pria atau sebuah payudara dalam ukuran asli yang tergantung di depan pintu rumah bordil. Alat petunjuk itu juga untuk membedakan, tempat bordil tersebut menyediakan pelacur wanita atau gigolo. Menurut tradisi yang berakar dari kepercayaan Mithraic, organ seksual dan persetubuhan tidaklah seharusnya disembunyikan. Sebaliknya dipertontonkan secara terang-terangan.

Disini terdapat sisi yang paling tidak bisa dimengerti dari sebuah bencana. Bagaimana mungkin ribuan orang yang menunggu dijemput sang kematian itu berekspresi tanpa mereka sadari? Sisi yang nampak dari peristiwa ini menunjukan, hilangnya Pompeii mirip dengan peristiwa kehancuran sebagaimana yang disebutkan dalan QS. Yasin : 29 yang secara jelas menyebutkan “pembinasaan yang tiba-tiba” seperti yang dihubungkan dengan peristiwa ini. Sebagai contoh “warga kota” disebutkan dalam Surat Yasin tersebut, bahwa kesemuanya mati secara mendadak dalam waktu yang bersamaan. Sebuah nasib kaum yang mendapatkan azab sama dengan kaum Nabi Luth, Kisah Sodom dan Gomorah.

PELAJARAN HIDUP
Meskpun demikian tidak banyak hal yang telah berubah sejak Pompeii dihancurkan. Daerah Naples dimana pesta pora berlaku, tidak serusak sebagaimana halnya daerah Pompeii yang tidak bermoral. Kepulauan Capri adalah asal muasal kaum homoseksual dan kaum nudist bertempat tinggal. Kepulauan Capri dilambangkan sebagai “surga kaum homo” dalam iklan pariwisata. Tidak hanya di kepulauan Capri, juga di Negara Italia, dan hampir di seluruh dunia yang mengalami kebobrokan moral tanpa mempelajari pelajaran pahit yang sebuah akibat azab Allah.

Pada titik ini, Al Quran secara khusus menarik perhatian terhadap kenyataan, bahwa sebagian besar dari masyarakat yang dihancurkan tersebut memiliki tingkat peradaban tinggi. Di dalam Al Qur’an Surah Qaf 36 dijelaskan, bahwa sifat-sifat dari kaum yang dihancurkan sebagai berikut: “Dan berapa banyakkah umat-umat yang telah Kami (Allah) binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?

Dalam ayat tersebut, dua sifat dari kaum yang telah dihancurkan secara khusus ditekankan. Yang pertama adalah mereka merasa “lebih besar kekuatannya”. Hal ini berarti masyarakat-masyarakat yang telah dibinasakan tersebut telah berada dalam suatu tingkat kedisiplinan dan sistem birokrasi militer yang tangguh, sehingga mereka mampu merenggut kekuatan wilayah lainsecara paksa. Poin kedua, masyarakt-masyarakat yang telah disebutkan mendirikan kota-kota besar yang dihiasai dengan karya-karya arsitektur mereka.

Kondisi itu patut diperhatikan, bahwa dua macam sifat-sifat tersebut mencerminkansebuah kaum yang memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu telah mendirikan negara-negara yang tersentralisir dan kota-kota besar. Ironisnya mereka masih tetap mengingkari dan mengabaikan Allah, melupakan semua hal yang mereka nikmati itu merupakan hasil ridho Allah. Namun, sebagaimana dikatakan di dalam ayat, peradaban mereka yang telah berkembang tidak bisa menyelamatkan masyarakat yang telah dihancurkan, karena peradaban mereka berdiri diatas landasan pengingkaran terhadap Allah. Akhir dari peradaban saat inipun tidak akan berbeda selama peradaban sekarang berdasarkan kepada pengingkaran dan berperilaku jahat di dunia.

Sejumlah peristiwa penghancuran, beberapa diceritakan dalam Al Qur’an, telah dibenarkan oleh berbagai penelitian arkeologis di jaman modern. Temuan-temuan arkeolog yang secara jelas membuktikan, peristiwa-peristiwa yang dikutip dalam Al-Qur’an benar-benar pernah terjadi, menjelaskan perlunya sebagai “peringatan terlebih dahulu” yang banyak digambarkan dalam kisah-kisah dalam Al-Qur’an. Allah berfirman di dalam QS Yusuf 109-111, bahwa “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.

HABIS


Sumber: https://primavardhana.wordpress.com/2015/01/30/negeri-negeri-yang-dihancurkan-allah/
Share this article :

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

 
Support : Creating Website | jejakqhaq | Mewartakan Peristiwa Di Sekitar Kita
Copyright © 05-2014. JEJAK QHAQ - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger