ADAOUN kaum ‘Aad sebagaimana dalam QS. Al-Haaqqah: 6-8, dikisahkan
dibinasakan Allah SWT dengan sebuah azab yang luar biasa. “Adapun kaum
‘Aad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi
amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama
tujuh malam dan delapan hari secara terus menerus; maka kamu lihat kaum
‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon
kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun
yang tinggal di antara mereka.
Tiupan angin selama tujuh hari dan delapan malam itu mengakibatkan
tertumpuknya berton-ton pasir diatas kota dan menimbun hidup-hidup kaum
‘Aad didalam bumi. Sebuah penggalian yang dilakukan di Ubar menunjukkan
sebuah asumsi yang sama. Majalah Prancis, Ca M’Interesse menyatakan
hal-hal yang sama; ” Ubar dikubur dibawah pasir setebal 12 meter yang
diakibatkan oleh badai. Bukti paling penting menunjukkan, bahwa kaum
‘Aad dikubur oleh sebuah badai adalah kata “ahqaf” yang digunakan dalam
Al Qur’an untuk menandai lokasi tempat tinggal kaum ‘Aad.
Kaum ‘Aad adalah sebuah kaum yang menjadi tempat Nabi Hud As
berdakwah. Namun, mereka mendustakan kenabian Nabi Hud, yang menyerukan
tentang Keesaan Allah dan meninggalkan kemaksiatan. Ironisnya seruan dan
ajakan Nabi Hud berbuah ejekan, cemoohan dan pengingkaran dari bangsa
‘Aad yang dikenal sebagai bangsa cerdas dan memiliki teknologi membangun
gedung-gedung bertingkat. Namun kecerdasan dan keistimewaan mereka
menjadikan sombong, berlaku bengis, zalim, dan mengingkari seruan dakwah
yang disampaikan Nabi Hud.
Bukti-bukti reruntuhan peradaban bangsa ‘Aad ditemukan para peneliti
Barat pada tahun 1990-an di sebuah wilayah yang dikenal ‘Ubar, di
wilayah Yaman dekat tanjung Oman. Menariknya, apa yang mereka temukan
sama persis seperti yang dikisahkan dalam Al-Quran dan cerita rakyat di
Suku Badui. Dr Zarins, seorang anggota tim penelitian yang memimpin
penggalian mengatakan, menara-menara dalam situs itu menunjukkan bentuk
khas kota Iram yang memiliki menara-menara tinggi atau tiang-tiang yang
menjulang ke langit. Peninggalan itu bukti kuat, bahwa situs yang mereka
gali adalah kota Iram, kota kaum ‘Aad sebagaimana isi QS Al Fajr : 6-8
yang berbunyi, “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu
berbuat terhadap kaum ‘Aad, (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai
bangunan-bangunan yang tinggi yang belum pernah dibangun (suatu kota)
seperti itu, di negeri-negeri lain”.
Banyak ilmuwan kontemporer mengatakan, bahwa kaum ‘Aad telah memasuki
satu periode transformasi dan kemudian muncul kembali ke dalam panggung
sejarah. Dr. Mikhail H. Rahman, peneliti dari University of Ohio,
merasa yakin bahwa kaum ‘Aad adalah nenek moyang dari Hadhramaut, Saba
dan empat kaum yang pernah hidup di Yaman Selatan. Muncul sekitar 500
SM, Hadramites yang dikenal oleh orang-orang sebagai Fortunate Arab.
Kaum ini memerintah di daerah Yaman Selatan dalam jangka waktu yang
panjang dan secara keseluruhan menghilang pada abad 240 M pada akhir
masa kemunduran yang lama.
Demikian pula azab yang menimpa kaum Tsamud yang telah mendustakan
ajaran dan peringatan yang dibawah Nabi Shaleh As. Dalam QS Al-Qamar:
23-26 disebutkan, “Maka mereka berkata: “Bagaimana kita akan mengikuti
saja seorang manusia (biasa) diantara kita? Sesungguhnya kalau kita
begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila”. Apakah wahyu
itu diturunkan kepadanya diantara kita? Sebenarnya dia adalah seorang
yang amat pendusta lagi sombong. Kelak mereka akan mengetahui siapakah
yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong”.
Pada ayat lain, QS. Al-Hijr : 80-82, kaum Nabi Shaleh itu disebut
Ashabul-Hijri (penduduk kota Al-Hijr) sebagaimana bunyinya, “Dan
sesungguhnya penduduk (kota) Al-Hijr telah mendustakan para rasul, dan
Kami (Allah) telah mendatangkan kepada mereka (tanda-tanda) kekuasaan
Kami, tetapi mereka selalu berpaling darinya. Dan mereka memahat
rumah-rumah dari gunung batu (yang didiami) dengan aman”.
Demikian dahsyatnya bencana yang Allah timpakan, sehingga tiada
seorang pun dari kaum Tsamud yang tersisa, seperti dalam QS. An-Najm :
51 yang bunyinya. “Dan kaum Tsamud, maka tidak seorang pun yang
ditinggalkan-Nya (hidup)”. Sehingga, kata Allah dalam QS. Huud: 68,
“Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah,
sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Rabb mereka. Ingatlah,
kebinasaanlah bagi kaum Tsamud”.
Yang menakjubkan, meski petir dan halilintar yang Allah kirim itu
memusnahkan seluruh kaum Tsamud, tapi bangunan hasil karya mereka tetap
dibiarkan utuh. Keanehan itu sebagaimana tersurat dalam QS. Al-Ankabut
38, yang secara implisit bertujuan sebagai bukti bagi kaum yang hidup
sesudahnya, tentang keberadaan suatu kaum ahli bangunan yang telah Allah
binasakan akibat kekafiran mereka. “Dan (juga) kaum ‘Aad dan Tsamud,
dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing)
tempat tinggal mereka…”.
Sedangkan beberapa azab terhadap sebuah kaum yang tersurat dalam
Al-Quran, antara lain azab yang menimpa kaum Ashab Al-Sabt. Sebuah kaum
fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Dalam QS Al-A’raaf:
163 dipaparkan, mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada
hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada
hari Sabtu, sementara di hari lainnya tidak ada. Ujian itu membuat
mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain,
selain Sabtu. Kefasikan itu membuat kaum tersebut dilaknat Allah menjadi
kera yang hina.
Kisah sama juga tersurat dalam QS. Alfurqan: 38 dan QS. Qaf :12 yang
menceritakan tentang azab kaum Ashab Al-Rass. Konon, nabi yang diutus
kepada mereka adalah Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi
Syuaib. Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama
Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Kaum ini
menyembah patung. Pelanggaran yang dilakukan, mencampakkan utusan Allah
yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur, sehingga mereka dibinasakan
Allah.
Demikian pula nasib kaum Ashab Al-Ukhdudd sebagaimana tersurat dalam
QS Alburuuj: 4-9. Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit
dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Pelanggaran yang
dilakukan kaum ini, menceburkan sekelompok orang beriman ke dalam parit
yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah menggendong
seorang bayi.Karena itu, Allah SWT mengutuk kaum ini dalam kebakaran
hebat yang membinasakan.
BERSAMBUNG...
Sumber: https://primavardhana.wordpress.com/2015/01/30/negeri-negeri-yang-dihancurkan-allah/
Post a Comment